Minggu, 21 Desember 2014

TUGAS 6 ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

Konstruksi Bangunan Berkelanjutan ( Ramah Lingkungan )

Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan) mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.

A. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi dan ekologi mlalui upaya perumusan paradigma dalam mengelol sumber daya seoptimal mungkin.
Pada tahun 1983, PBB membentuk Komisi Brundtland diketuai oleh Harlem Brundtland.Komisi Brundtland adalah sebutan bagi Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Perubahan (World Commission of Environment and Development – WCED). Komisi ini memfokuskan kajian pada 8 area analisis yaitu perspektif tentang kependudukan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan; energi; industri; keamanan pangan, pertanian, kehutanan, lingkungan dan pembangunan; pemukiman manusia; hubungan ekonomi internasional; sistem pendukung untuk pengelolaan lingkungan; dan kerjasama internasional.
Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan ini yaitu kebutuhan (needs) dan generasi pendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan berkelanjutan perlu diperhatikan :
  • Konsep kebutuhan (the concept of needs). Menciptakan kondisi yang menjaga tepenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi proritas utama.
  • Konsep keterbatasan (the concept of limits). Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan akan datang.
Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan, yaitu :
  1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.
  2. Pemanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resourse) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak tebarukan.
  3. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.
  4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carryng capacity).
B. Arsitektur Berkelanjutan
Arsitekur memberikan kontribusi terbesar terhadap pemanasan global (global warming).Data ASEAN Center for Energy (ACE), 48% pemanasan glbal dihasilkan oleh bangunan.
Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.
Bangunan berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).
Seperti juga pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu (1) kemajuan sosial, (2) pertumbuhan ekonomi dan (3) keseimbangan ekologi, maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.
  1. Efisiensi penggunaan energi
  • Memanfaatkan sinar matahari
  • Memanfaatkan penghawaan alami
  • Memanfaatkan air hujan
  • Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
  1. Efisiensi penggunaan lahan
  • Menggunakan lahan dengan efisien
  • Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
  • menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
  • Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
  • Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal
  1. Efisiensi penggunaan material
  • Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
  • Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
  • Menggunakan material yang masih berlimpah
  • Penggunaan teknologi dan material terbarukan
  • Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
  • Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
  1. Manajemen limbah
  • Membuat sistem dekomposisi limbah organik
  • Membuat sistem pengolahan limbah domestik
  • Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).
5. Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam
  • Pengambilan material
  • Proses pengolahan material
  • Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
  • Proses konstruksi
  • Pengambilan lahan untuk bangunan
  • Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunandipakai
       6. Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP(United Nations Environment Programme) adalahcara industri konstruksi untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan denganmemperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu budaya. Secara spesifik hal ini melibatkan isu seperti desain, manajemen bangunan, material, kualitas operasional bangunan, konsumsi energi, dan sumber daya alam.
       7.Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur
  • Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun lingkungan
  • Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai Kebersamaan
  • Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai transenden
  • Menggunakan bahan dan keterampilan local
  • Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan
  • Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif
  • Menggunakan bahan bekas dan komponen lama
  • Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah
  • Menggunakan bahan secermat mungkin tanpasisa, tanpa limbah
  • Menggunakan desain padat karya agar dapatmembuka lapangan pekerjaan dan mengurangipenggunaan bahan-bahan industri missal
  • Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi(multifungsi)
  • Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat)
  • Membaca potensi masa depan: bambu menjadi pengganti kayu.
  • Tindakan-Tindakan Untuk Mendukung Konstruksi Berkelanjutan
  • Dari mana dan bagaimana produsen mengambilbahan dasar material
  • Transportasi bahan dasar material
  • Limbah produksi
  • Dapatkah sumber daya yang diambil diperbaharui
  • Perlakuan terhadap pekerja setempat
  • Transportasi dari sumber ke lahan konstruksi
  • Mengoptimalkan penggunaan material termasuk sisanya.
  • Re-use dan Re-cycle
  • Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukupmungkin
sumber :
https://aldissain.wordpress.com/2011/11/29/arsitektur-berkelanjutan-sustainability-architecture/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_hijau

TUGAS ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN 5

ARSITEKTUR BIOLOGIS

Global warming atau pemanasan global akhir-akhir ini menjadi isu yang paling hangat diperbincangkan dan menjadi masalah yang harus dicari solusinya untuk meminimkan dampak dari masalah tersebut. Tidak seimbangnya ekosistem alam, gejala cuaca ekstrem yang semakin sulit diprediksi, dan bencana alam dalam berbagai skala dan fenomena mulai menjadi pembahasan hangat di setiap negara.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup adalah dengan menciptakan bangunan yang ramah lingkungan, baik dari segi rancang bangun (desain) maupun material bangunannya . Saat ini bukan waktunya untuk berlomba-lomba membuat bangunan pencakar langit, tetapi lebih dari itu, kita juga perlu memikirkan bangunan yang ramah dengan alam lingkungan, sehingga tercipta keseimbangan alam yang harmonis.

Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup. Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal yang baru, sebab sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita telah menerapkan konsep dasar dari arsitektur biologis ini, yaitu dengan membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bagun yang dapat tahan dengan segala macam ancaman alam, seperti hewan buas dan bencana seperti banjir, longsor, gempa, dan lain-lain. Rumah adat yang berbentuk rumah panggung adalah contoh dari arsitektur biologis masyarakat Indonesia zaman dahulu. Pada peristiwa gempa di Padang tahun lalu, rumah adat ini terbukti lebih kokoh dibanding dengan rumah atau bangunan lain, karena bobotnya yang ringan, terbuat dari bambu dan kayu.

Di era modern seperti sekarang, menggunakan arsitektur biologis bukan tidak mungkin, apalagi di saat kondisi bumi mengalami perubahan drastis yang disebabkan pemanasan global. Namun, tentu kita tidak harus membangun bangunan yang sama persis dengan rumah adat, karena kondisi lingkungan saat ini tidak lagi memungkinkan kita untuk membuatnya. Yang mungkin kita lakukan adalah dengan mencoba membuat rancang bangun rumah yang efisien akan sumber daya (seperti listrik) tanpa mengurangi kenyaman bagi penghuni rumah itu sendiri. Selain itu, pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang dalam membangun lingkungan akan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Hal ini menjadi konsep arsitektur biologis saat ini menjadi lebih kontemporer.

Para ahli bangunan dan desainer interior telah banyak memberikan saran dalam pembangunan rumah ramah lingkungan, misalnya pendapat Yeang, seorang ahli bangunan Cina yang menerapkan integrasi kondisi ekologi, yang dilalakukan dengan tiga cara, yaitu pertama, integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistim-sistim dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistimpembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya. Ketiga, integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan (Yeang, 2006).

Dewasa ini, mulai banyak rimah-rumah yang membuat panel tenaga surya untuk membantu memnuhi kebutuhan listrik di rumah, jadi tidak hanya bergantung pada sumber daya listrik pemerintah yang menggunakan bahan bakar yang tidak terbaharui. Selain itu, penanaman taman di atap (roof garden) dan membuat lubang resapan di halamn rumah juga membantu dalam mengurangi risiko polutan yang terserap dan bencana banjir. Hal yang juga penting untuk dilakukan adalah menggunakan barang-barang kayu (meubel) yang telah bersertifikat, sebagai tanda material pembuat meubel tersebut adalah bukan dari hasil pembalakan liar. Kita pun perlu meningkatkan kesaran masyarakat akan hal ini, sebab di negara-negara maju seperti Amerika, kesadaran untuk memakai bahan bangunan dan perabot yang legal telah digalakkan secara optimal.


Tujuan perancangan arsitektur melalui pendekatan arsitektur adalah upaya ikut menjaga keselarasan bangunan rancangan manusia dengan alam untuk jangka waktu yang panjang. Keselarasan ini tercapai melalui kaitan dan kesatuan antara kondisi alam, waktu, ruang dan kegiatan manusia yang menuntut perkembangan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi, dan merupakan suatu upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

sumber : 
http://hendriologi.blogspot.com/2010/11/arsitektur-biologis-kontemporer.html

Sabtu, 15 November 2014

TUGAS 4 ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

ISU/POTENSI ALAMI MENJADI MODAL POKOK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN



Pada saat ini bangunan bangunan baru terus didirikan demi mencapai keinginan yang diinginkan para manusia yang tidak memperpedulikan dampak dan akibat dari apa yang mereka lakukan, mengabaikan tata cara mendirikan bangunan dan seenaknya sendiri mendirikan bangunan itulah manusia, sehingga dampak dampak buruk pun bermuculan, bangunan bangunan yang tidak memiliki standarisasi tersendiri yang asal berdiri adalah bangunan yang salah, seperti contoh mengabaikan gsb pada bangunan yang didirikan, tentunya ini sangat memberikan dampak buruk bagi area yang ada disekelilingnya bangunan pun jadi semakin dekat dengan jalan dan akses untuk para pejalan kaki pun tidak ada, belum lagi bangunan yang melebihi kdb tentunya ini memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar, dampak utama yang dapat terjadi adalah banjir saat hujan tiba bahkan bisa mengakibatkan global warming.

Ini merupakan tugas para arsitek dan para perancang dalam usaha memperbaiki 
Potensi yang dapat dikembangkan di dalam pembangunan yang ada di indonesia, banyak hal yang dapat di rubah sehingga perubahan pun bisa rasakan oleh publik.
Memang sudah saatnya kita sebagai masyarakat yang ada tinggal di muka bumi ini menyadari bahwa bumi kita ini sudah terlalu tua, banyak yang harus diperbaiki untuk menyabut masa depan yang baru, dengan cara membuat bangunan bangunan yang tidak merugikan dan berdampak negatif terhadap lingkungan selain itu pemanfaatan sumberdaya dan hemat energi pun perlu dilakukan didalam sebuah pembangunan guna mencapai keselarasan terhadap bangunan tersebut.


Dengan menggali potensi alami yang dapat kita ambil dari alam bumi ini maka keterkaitan antar alam dengan bangunan pun dapat seimbang, bangunan dengan fungsi yang seharusnya dapat optimal membantu kegiatan manusia yang seharusnya, begitu pula dengan alam yang berskesinambungan menjaga kelestariannya.
memang sudah seharusnya potensi yang ada di dalam muka bumi ini harus dimaksimalkan sekecil apa pun sehingga kita tidak bisa menikmati alam yang sesungguhnya, walaupun perkembangan zaman yang semakin modern seperti ini tentunya di dalam proses perancangan pun akan di sesuaikan dengan kemajuan teknologi yang berkembang pada saat ini.

Solusi untuk mengatasi permasalahan di dalam perencanaan dan perancangan diantaranya adalah :

Green arsitektur” kini menjadi salah satu topik trend dunia yang sangat menarik dibicarakan. Mengapa demikian ? Salah satunya karena kebutuhan potensi site yang sangat terbatas, tidak sebanding dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat serta menipisnya sumber daya alam dari sumber energi tak terbarukan. Green arsitektur ialah ”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green arsitektur dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Jadi, persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

Selain terdapat green arsitektur terdapat pula ekologi arsitektur
Ekologi arsitektur adalah keselarasan antara bangunan dengan alam sekitarnya, mulai dari Atmosfer, biosfer, Lithosfer serta komunitas. Unsur-unsur ini berjalan harmonis menghasilkan kenyaman, kemanan, keindahan serta ketertarikan. Eko arsitektur telah lama diterapkan di Eropa, Amerika dan Asia tentunya, dimulai dengan perencanaan resort, villa, lodge, dan taman yang bertujuan sebagai tempat peristirahatan, rekreasi, camping ground,atau lainnya, sementara nilai – nilai ekologi adalah kewajiban yang dibawa ke dalamnya. Namun, setelah semakain banyak timbulnya bencana, nilai-nilai ekologi diterapkan kembali sebagai suatu prioritas.
 Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur alternative, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi pembangunan.Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.

Dengan memikirkan potensi potensi alami yang dapat dikembangkan di dalam sebuah perencanaan dan perancangan merupakan sebuah solusi utama pemecahan masalah yang ada pada saat ini, bahkan dengan pemikiran tersebut bukan tidak mungkin pembangunan yang ada di muka bumi ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya, bahkan bila di terapkan di seluruh penjuru dunia, bisa jadi di masa depan nanti bumi bisa menjadi lebih baik pola kehidupan manusia pun semakin menjadi baik.

SUMBER : 
http://journeyofmylifeee.blogspot.com/2014/10/tugas-arsitektur-dan-lingkungan-4.html
http://www.academia.edu/7257304/ekologi_arsitektur_menuju_perancangan_arsitektur_hemat_energi_dan_berkelanjutan
 http://mynameisdhju.tumblr.com/post/34439334788/definisi-ekologi-arsitektur-dan-pengaruh-ekologi

TUGAS 3 ARSITEKTUR LINGKUNGAN


BANGUNAN EKO ARSITEKTUR

Building and Construction Academy (BCA) telah memberi contoh bagaimana sebuah bangunan bisa disebut hijau (green). BCA membangun kembali gedungnya yang disebut BCA Academy hingga menjadi sebuah kompleks bangunan yang disebut zero energy building (ZEP) atau bangunan nol energi.




Disebut nol energi karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu memproduksi energi untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan panel tenaga matahari. BCA Academy juga memanfaatkan kekayaan alam semaksimal mungkin.
Selain menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi, mereka juga menampung air hujan untuk digunakan sebagai toilet. Hampir tidak ada sisi gedung yang tidak terkena sinar matahari sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan, terutama di siang hari.
Dibandingkan dengan gedung-gedung dengan kapasitas serupa, penggunaan energi di BCA Academy jauh lebih hemat. Berdasarkan tarif listrik 21,69 sen per kwh, bangunan ini berhasil menghemat pengeluaran hingga 84.000 dollar Singapura per tahun.
Sejumlah fitur menarik dari bangunan seluas 4.500 meter persegi itu antara lain sistem peneduh yang ditempatkan secara strategis sehingga bangunan terlindung dari terik matahari, namun interior bangunan tetap mendapat cahaya alami.
Di negara tropis, penggunaan energi listrik terbesar adalah untuk air conditioner. Para arsitek BCA menyiasati tingginya temperatur dengan tanaman rambat yang ditanam secara vertikal. Ada dua manfaat sekaligus dengan sistem ini, yaitu dinding terlindung dari paparan langsung sinar matahari sekaligus untuk menurunkan temperatur dalam ruangan.

Disini untuk menggunakan bangunan Hemat energi bisa menggunakan Jenis Bahan-bahannya,yaitu:
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang .
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovasi desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.
Konsep ramah lingkungan juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank)berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus..
Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.


 

 














Sumber : http://addyarchy07.blogspot.com/2012/01/bangunan-hemat-energi-dari-singapura.html

TUGAS 2 ARSITEKTUR LINGKUNGAN

        Mengenal Rumah Hemat Energi
Efek Global Warming sangat berdampak bagi kelangsungan hidup manusia, mulai dari naiknya muka air laut, kerusakan ozon, efek rumah kaca, dan cuaca ekstrim yang dapat merusak lingkungan. Pembangunan yang terus berjalan juga berdampak negatif bagi lingkungan, karena tidak sedikit dalam proses pembangunan menghabiskan sumber daya alam dalam jumlah besar seperti kayu, asphalt, beton, baja, dan berbagai material lain yang limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global. Kegiatan konstruksi ternyata juga memberikan pengaruh besar pada perubahan keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area hijau, untuk itulah perlu diadakan gerakan green construction.
Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Aplikasi dari konstruksi hijau dapat berupa rumah hemat energi, dimana rumah tersebut didesain untuk mengurangi pemakaian listrik dalam pencahayaan, tata udara, serta ramah lingkungan.
Rumah tinggal merupakan tempat penggunaan energi terbesar kedua terbesar setelah industri, untuk itu perlu adanya efisiensi penggunaaan energi pada rumah tempat kita tinggal, agar tidak berdampak besar pada lingkungan.
Pembuatan rumah hemat energi merupakan salah satu bentuk dari kegiatan Green Construction untuk mengurangi dampak pemanasan global. Rumah bukan sekedar tempat berteduh dari terik matahari atau siraman hujan, tetapi rumah adalah tempat proses sosialisasi bagi seorang manusia bersama keluarga. Setiap orang sudah pasti selalu mendambakan hunian yang memancarkan suasana damai dan menyenangkan. Konsep rumah hemat energi menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi listrik, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami, sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, material ramah lingkungan, dan menerapkan pola hidup hemat energi melalui pemanfaatan sumber energi alternatif, seperti angin dan cahaya alami. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan atap surya ( atap dengan menggunakan panel surya) yang memiliki nilai ekologis tinggi yaitu suhu udara turun, pencemaran berkurang, dan ruang terbuka hijau bertambah.
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam konsep rumah hemat energi adalah:
1.             Konsumsi sumber daya yang hemat dan efisien (energi, material, air dan lahan).
2.             Emisi baik terhadap udara, air dan tanah terkait dengan lingkungan dan kesehatan.
3.             Lain-lain (seperti kebisingan dan getaran).
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.
Hemat energi dapat dimulai dari rumah kita sendiri. Membangun atau merenovasi rumah sebaiknya tidak sekadar mementingkan gaya belaka, melainkan ada kiat agar rumah dapat ramah lingkungan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengefisiensi penggunaan energi dalam rumah, mulai dari pengaturan cahaya dalam rumah, menggunakan peralatan rumah tangga yang hemat listrik, membuat sumur resapan, serta membuat ruang terbuka hijau atau taman rumah yang mensuplai kebutuhan udara bersih.
 Berikut beberapa cara untuk mengoptimalkan energi di rumah agar tetap ramah lingkungan.
A.             PERLETAKAN BANGUNAN.
1.             Pengaruh Iklim.
Iklim tropis ditandai dengan mentari yang memancarkan sinar hampir sepanjang tahun serta curah hujan yang cukup banyak, berpengaruh terhadap kondisi "rumah-rumah" di Nusantara ini, seperti udara panas/kering, basah, dingin dan lembab. Hal-hal tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan, penentuan letak "rumah" dan pembangnan "rumah" sejak dari pondasi hingga atap "rumah".
2.             Pengaruh Panas Mentari.
Sinar mentari dapat berfungsi sebagai penerangan alami di siang hari dalam "rumah". Selain itu, sinar mentari pagi dapat dimanfaatkan agar ruangan tidak terasa lembab dan pengap. Namun sinar mentari yang masuk ke dalam "rumah" perlu diperhatikan supaya tidak terlalu panas atau silau dengan cara :
a.             Menetukan tata letak ruang dalam "rumah" yang disesuaikan dengan orientasi mentari, misalnya:
-                 Daerah hunian diusahakan pada arah Timur.
-                 Sinar mentari didistribusikan merata pada penyinaran sekitar pukul 08.00 - 16.00.
-                 Membuat titisan "rumah" cukup besar hingga menahan sinar mentari langsung yang kuat masuk ruang dalam.
b.             Menanam pohon pelindung pada arah mentari sore.
c.             Memasang penutup langit-langit supaya panas mentari tidak dirasakan langsung.
Dengan pengaturan seperti diatas, "rumah" akan terasa nyaman bagi keluarga serta ruangan akan mendapat sinar mentari pagi yang cukup serta baik untuk kesehatan keluarga.
3.             Pengaruh Hujan.
Hujan, terutama hujan deras dengan angin kencang dapat menimbulkan tampias terhadap bagian-bagian "rumah" yang terbuka. Pemberian tritisan yang cukup besar akan dapat mencegah tampias tersebut.
Penggunaan bahan bangunan yang mudah lapuk sebaiknya juga dilengkapi dengan saluran air hujan yang terbuka dan terletak di bawah cucuran atap untuk mengalirkan ke sumur-sumur peresapan dan selokan-selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, perletakan bangunan "rumah" sebaiknya harus dapat memberikan kemungkinan pengairan air hujan maupun air buangan dengan lancar dan teratur.
4.             Pengaruh Angin.
Letak "rumah" supaya disesuaikan dengan arah angin (basah dan kering). Ventilasi atau lubang udara yang paling baik searah dengan arah tiupan angin. Angin berfungsi untuk memberikan udara sejuk serta dapat membantu sirkulasi udara ke dalam lingkungan.
5.             Pengaruh Lingkungan.
"Rumah" sebaiknya dibangun dengan mempertimbangkan keserasian terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya dengan penyesuaian bentuk bangunan, pemilihan bahan bangunan, penentuan warna yang serasi hingga memungkinkan adanya hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
Kondisi dan ketinggian tanah akan mempengaruhi perletakan bangunan "rumah" terhadap tanah yang mendukung bangunan itu. Tanah yang lembek membutuhkan pondasi yang lebih besar dan dalam. Tanah yang berair sebaiknya menggunakan lantai yang kedap air atau panggung sehingga tidak terpengaruh oleh kelembaban tanah.
Dengan perletakan bangunan "rumah" yang benar akan membuat lingkungan menjadi tertib, serasi dan teratur.

B.             PENYEDIAAN RUANG KEGIATAN/ peletakan ruang dengan tepat dan efisien
1.             Jenis Kegiatan.
Secara garis besar, jenis kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga di "rumah" dibedakan antara lain:
a.             Jenis kegiatan yang umum dilakukan:
-                 Beristirahat seperti tidur, santai bersama keluarga dan sebagainya.
-                 Bekerja seperti memasak, menjahit, mencuci, berkebun dan sebagainya.
-                 Melakukan kegiatan higienis sehari-hari seperti mandi, buang air dan sebagainya.
b.             Jenis kegiatan khusus.
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk menunjang pendapatan keluarga memenuhi tuntutan kebutuhannya, antara lain: berkebun, menjemur hasil pertanian, mengolah hasil pertanian atau industri kecil lainnya, menyimpan dan berdagang/warung.
Jenis usaha yang boleh ditempatkan di lingkungan "rumah" adalah yang termasuk dalam batasan industri kecil/"rumah" tangga.
Penyediaan ruang untuk usaha ini diusahakan tidak mengganggu seluruh anggota keluarga maupun tetangga dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Disamping itu, harus diusahakan agar kotoran atau limbah sebagai akibat adanya kegiatan usaha keluarga tersebut tidak mengganggu atau mencemari lingkungan di sekitarnya.
2.             Penyediaan Ruangan.
Berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan keluarga, maka setiap ruangan kegiatan disediakan sesuai dengan:
a.             Jumlah anggota keluarga yang melakukan kegiatan.
b.             Perabot dan alat yang digunakan.
c.             Sirkulasi atau lalu lintas pelaku kegiatan.
Akan baik sekali apabila semua kegiatan disediakan ruangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tetapi apabila ruangan yang ada sangat terbatas, dapat direncanakan ruang dengan fungsi ganda. Seperti dalam penggunaan:
a.             Ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga.
b.             Ruang makan yang juga berfungsi sebagai ruang belajar.
Dua kegiatan dapat dipadukan dalam ruangan yang sama, jika:
a.             Penggunaan ruang dalam waktu yang berbeda.
b.             Ruangan yang dibutuhkan mempunyai ciri yang sama.
Jenis kegiatan khusus yang dapat mengganggu kesehatan keluarga dari bau, debu, suara bising maupun pemandangan yang kurang sedap, sebaiknya terpisah jauh dari bangunan "rumah" (misalnya kandang ternak).
Dengan mempersiapkan "rumah" yang mempunyai tata hubungan ruang yang serasi, diharapkan setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan mudah dan nyaman.
3.             Penataan dan Persyaratan Ruangan
Mempersiapkan sesuatu ruangan hendaknya disesuaikan dengan fungsi ruangan dalam memenuhi kegiatan anggota keluarga tanpa mengurangi nilai sehat, nyaman, aman dan serasi sesuai fungsinya. Ruang supaya ditata dengan memperhatikan syarat-syarat:
a.             Ruang Tamu:
-                 Perletakan ruangan yang mudah dicapai oleh tamu dari luar, maupun keluarga dari dalam.
-                 Pemandangan keluar yang cukup menarik dapat diupayakan dengan penataan halaman dengan tanaman yang serasi.
-                 Pemakaian material, pemilihan warna, dekorasi dan perabot "rumah" tangga diusahakan yang serasi.
-                 Penerangan dan bidang bukaan yang cukup untuk memberikan suasana nyaman.
b.             Ruang Makan:
-                 Penempatan ruang makan sebaiknya mudah dicapai oleh semua anggota keluarga, sehingga dapat menciptakan suasana yang akrab untuk berkumpulnya seluruh anggota keluarga.
-                 Perletakan ruang makan sebaiknya berdekatan dengan dapur untuk memudahkan sirkulasi.
-                 Pemilihan bukaan ruangan ke arah halaman atau taman diharapkan dapat memberikan kesegaran pemandangan.
-                 Penerangan alami maupun buatan perlu disediakan dengan cukup baik untuk menerangi hidangan pada siang maupun malam hari.
-                 Pertukaran udara memudahkan pergantian udara dalam ruangan dengan udara luar yang segar melalui lubang angin/ventilasi.
c.             Ruang/Kamar Tidur:
-                 Penempatan ruangan hendaknya dapat memberikan cukup ketenangan serta memungkinkan cahaya mentari dapat masuk.
-                 Silau mentari sore dan tiris hujan dapat dihindari dengan memanfaatkan adanya pohon pelindung atau teritis lebar dan tirai yang melindungi jendela.
-                 Ganti peralatan listrik di dalam kamar yang hemat energi. Begitu pula direncanakan pemilihan armature lampu atau kap lampu yang digunakan. Pendar lampu sangat berpengaruh terhadap efisiensi lampu hemat energi. Tidak salahnya menggunakan kap lampu dari kertas daur ulang, karena sudah memikirkan dan ikut andil dalam penghematan energi.
-                 Pertukaran udara sebaiknya diupayakan dengan peranginan silang, lubang angin/ventilasi dengan luas sekurang-kurangnya seperlima luas jendela.
d.             Dapur:
Ada banyak cara untuk menerapkan desain interior berkonsep green-design (ramah lingkungan) di dapur untuk rumah Anda. Hal ini dapat dimulai dari menggunakan oven hemat energi, pencuci piring dan peralatan, metode pembuangan sampah organik dan lantai organik. Tips sederhana bisa membantu Anda untuk merombak dapur yang ada menjadi dapur yang ramahlingkungan (eco-friendly) dan berkelanjutan.
Ketika merencanakan untuk mendesain interior di dapur, akan sangat terbantu dengan membuat catatan hal-hal yang perlu diganti atau ditukar. Proses perombakan atau pembangunan dengan perencanaan yang tepat dapat menghemat banyak waktu dan uang. Dalam hal anggaran terbatas, refurnishing dapat dilakukan secara bertahap.

1.             Penggunaan Peralatan Dapur yang ramah lingkungan. Oven konvensional besar bisa diganti dengan oven pemanggang listrik yang lebih kecil. Hal ini membantu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari rumah. Sebuah lemari es yang baik dapat membantu untuk menjaga keseimbangan antara konsumsi energi dan pengendalian suhu. Hal ini memastikan hidup berkelanjutan dengan konsumsi energi lebih rendah. Sebagai bagian dari desain interior dapur yang ramah lingkungan, memasang peralatan yang hemat energi juga dapat menghemat tagihan.
2.             Karpet Organik memiliki serat alami dapat digunakan untuk dapur ramah lingkungan dan area lain dari rumah. Karpet organik berbahan  cotton
3.             Pengaturan ventilasi dapur. Dapur dengan ventilasi yang baik akan menggunakan lebih sedikit energi dan pencahayaan buatan di siang hari. udara segar dari jendela membantu untuk menghilangkan gas beracun dan jamur.
4.             Lemari Dapur bisa direnovasi dengan cepat menggunakan bahan terbarukan seperti kayu, panel jerami gandum dan kayu non-ilegal logging. Untuk pembuatan kitchen set ramah lingkungan, Anda dapat memanfaatkan jasa perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menggunakan kayu reklamasi.
5.             Tempat sampah non-organik dapat diganti dengan tempat sampah kompos. Menanam dua atau tiga tanaman sayuran di dapur dapat mengisi rumah dengan oksigen segar sepanjang hari. Tanaman sayuran tadi juga dapat dimakan dan sayuran juga dapat digunakan untuk memasak makanan yang sehat untuk keluarga.
6.             Flooring merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan ketika menerapkan desain interior dapur ramah lingkungan. Hal ini dapat dicapai dengan lantai bambu didaur ulang, kayu atau batu.
7.             Green design-interior di dapur termasuk penggunaan sedikit cat senyawa organik volatile.

e.             Ruang/Kamar Mandi:
-                 Penyediaan ruang/kamar mandi dan jamban untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan dapat ditempatkan di dalam bangunan atau luar bangunan.
-                 Penempatan ruang/kamar mandi diusahakan supaya dapat dengan mudah membuang air kotor.
-                 Penyediaan lubang udara/ventilasi dengan arah bukaan keluar supaya sirkulasi udara lancar.
-                 Penerangan yang cukup diusahakan dan penerangan alami.
-                 Pembuatan jamban dengan konstruksi leher angsa untuk menghindari bau dan pengotoran serangga.
-                 Penyediaan bak air sebaiknya jangan terlalu besar ukurannya supaya air mudah diganti dan bak dapat dibersihkan dengan cepat.
-                  
f.              Ruang Usaha.
Penempatan ruang kerja bagi keluarga yang melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian di "rumah", perlu mempertimbangkan kemungkinan gangguan yang ditimbulkan, sehingga tempat kerja tidak mengganggu tempat tinggal keluarga maupun tetangga. Adapun jenis gangguan tergantung dari pekerjaan yang dilakukan misalnya:
-                 Pengolahan hasil bumi: debu, sampah padat.
-                 Konpeksi, tas, sepatu : suara, sampah padat.
-                 Pengolahan makanan : asap dan bau, sampah cair maupun padat.
Pengurangan gangguan dapat dilakukan dengan cara :
a.             Penempatan ruang yang cukup terpisah dari kegiatan-kegiatan "rumah" tangga dalam keluarga maupun tetangga.
b.             Penempatan pohon-pohon dan tanaman yang berdaun lebat sebagai pembatas yang dapat menampung debu dan mengurangi suara bising.
c.              Penyediaan cerobong asap dan lubang angin yang baik.
d.             Penyediaan saluran-saluran, sumur peresapan atau pengolahan limbah cair agar tidak mencemari lingkungan.
e.             Penyediaan tempat sampah dan sistem pemusnahan sampah padat (dibakar, ditimbun sementara dan sebagainya).
f.               Penerangan alami atau buatan yang cukup, terutama untuk kegiatan usaha yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
g.             Penyediaan lubang angin/ventilasi yang cukup.
h.             Penggunaan bahan bangunan tahan api, untuk bagian ruang yang pemanfaatannya memakai bahan bakar.
i.               Penggunaan bahan bangunan yang tahan air, utnuk bagian ruang yang mempergunakan atau selalu kena air.
j.               Pembukaan diarahkan ke halaman/taman untuk menciptakan keseimbangan memperoleh kesegaran pandangan.
C.             KOMPONEN "RUMAH SEHAT".
1.             Lantai.
Pemilihan bahan bangunan dan cara pembuatan lantai perlu disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruangan tersebut, yang dibedakan atas:
a.             Lantai yang dimanfaatkan dalam kondisi kering (penggunaan kering), misalnya untuk ruang tidur, ruang makan, ruang tamu dan dapur sebaiknya dibuat dengan permukaan kering datar, dan mudah untuk dibersihkan. Bila diperlukan, bahan penutup lantai diusahakan yang tidak menimbulkan kelembaban dan mudah dibersihkan.
b.             Lantai yang dimanfaatkan dengan menggunakan air/basah (penggunaan basah), misalnya untuk kamar mandi, jamban dan tempat cuci, sebaiknya dibuat dengan memperhatikan kemiringannya sehingga memudahkan pengaliran air ke saluran pembuangan. Sedangkan bahan penutup lantai digunakan yang permukaannya tidak licin dan mudah dibersihkan. Bangunan "rumah" panggung antara lain dapat memanfaatkan bahan bangunan dengan konstruksi kayu maupun bambu, penutup lantai dan bahan seperti anyaman bambu/rotan, papan kayu. Untuk mengurangi kelembaban dan menjaga kesehatan kolong di bawah lantai dibuat cukup tinggi agar mudah untuk membersihkannya.
c.             Linoleum adalah bahan pelapis lantai ramah lingkungan yang yang tahan terhadap panas dan api. Linoleum terbuat dari bahan alami yang dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Produk ini efektif, dan bisa memenuhi persyaratan untuk kebersihan, keamanan, dan kemampuannya menjadi material yang ramah lingkungan.

2.             Dinding.
Dinding berfungsi sebagai pembatas ruang kegiatan agar kegiatan dapat dilakukan dengan aman dan terlindung. Dinding dapat juga berfungsi sebagai penahan beban merata dari atap, untuk selanjutnya diteruskan ke pondasi.
Bahan dinding yang digunakan harus dapat menjamin kekuatan dan keawetannya. Pemilihan bahan untuk dinding, perlu disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruangan, yang dibedakan atas:
a.             Pemilihan bahan dinding yang tidak banyak mengantarkan panas dan tidak tembus pandang, seperti bata, batako, papan kayu dan sebagainya.
b.             Penggunaan bahan kedap air setinggi 20 cm di atas lantai untuk menghindari pengaruh kelembaban air tanah yang dapat terus naik ke atas.
c.             Penggunaan basah sebaiknya menggunakan bahan yang kedap air dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari lantai, bahan tersebut dapat berupa dinding batu bata, batako yang dapat transraam (campuran: 1 semen dan 2 pasir). Penggunaan dinding kedap air dimaksudkan agar dinding tahan lama dan suasana ruangan tetap bersih serta nyaman.
d.             Dinding kaca dapat membuat ruang menjadi terang pada siang hari. Dinding kaca juga menjadikan ruang terasa lebih lapang. Semula material kaca jarang digunakan sebagai material dinding maupun pintu. Sifat kaca yang rapuh dan rawan pecah merupakan alasannya. Namun kini, material kaca cukup populer digunakan sebagai dinding. Terutama pada bangunan-bangunan rumah modern.
Dinding kaca memberikan efek serupa cermin. Fungsinya bukan untuk memantulkan bayangan ruang, namun lebih pada "meniadakan" batas antar ruang. Kaca-kaca transparan berukuran besar dapat membawa nature flow ke dalam ruang. Jika terdapat taman hijau di seputar rumah, dinding kaca akan menyajikan pemandangan tersebut ke dalam ruang. Selain fungsi di atas, kaca juga memungkinkan banyak cahaya alam masuk, menerangi ruang di dalam rumah. Sehingga, pada siang hari misalnya, tidak diperlukan lampu pada ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan ruang luar. Dengan demikian, energi listrik untuk penerangan ruang pun dapat dihemat. Pada malam hari, kaca juga dapat menghadirkan pemandangan alam ke dalam ruangan dan menjadikan ruang lebih romantis.
e.             Be-panel merupakan kombinasi antara kemampuan insulasi dari Expanded Polystyrene (EPS) dan massa beton. Ini merupakan kombinasi material yang dapat menghasilkan sebuah struktur yang memiliki tingkat insulasi thermal yang tinggi. Dengan insulasi thermal yang tinggi maka akan mengurangi turun naiknya temperatur di dalam ruangan, sehingga dapat mengurangi konsumsi energi dari alat yang digunakan untuk memanaskan atau mendinginkan ruangan.

3.             Memaksimalkan Jendela pada rumah
Sumber pencahayaan ada dua, yaitu alami dan buatan. Sinar matahari adalah salah satu sumber cahaya alami yang dibutuhkan pada siang hari. Perancangan jendela yang baik dapat memungkinkan hadirnya sinar matahari ke setiap sudut ruangan. Selain mampu mendatangkan suasana segar di pagi hari, sumber cahaya gratis ini juga baik untuk kesehatan. Desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, akan memaksimalkan cahaya matahari yang masuk kedalam rumah. Agar udara di dalam rumah dapat mengalir maka harus ada lubang ventilasi pada arah tegak lurus datangnya angin. Jika sejajar dengan arah angin, maka sedikit sekali kemungkinan angin akan masuk ke dalam rumah. Atur penempatan ruangan dengan cara memperbanyak bidang yang mengarah utara dan selatan, usahakan setiap ruangan mempunyai jendela atau ventilasi supaya ada pertukaran udara. Hal ini dilakukan supaya panas matahari tidak langsung masuk ke dalam rumah dan mengakibatkan suhu rumah naik sehingga penggunaan AC bisa dikurangi
4.              Atap.
Berikut beberapa cara untuk menghemat energi agar tetap ramah lingkungan dibagian atap rumah
a.             Taman Atap
Sebuah penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian atap mempunyai tinggi sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25 persen. Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah green roof mempunyai suhu udara lebih rendah, yaitu sekitar 3 derajat hingga 4 derajat Celsius dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan. Green roof dan green wall juga berfungsi sebagai filter udara yang membuat udara lebih bersih. Sebagai informasi, setiap satu meter persegi rumput di bagian atap dapat menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara yang kotor setiap tahunnya. Dengan membuat taman di atas atap, gedung-gedung bertingkat tetap bisa memiliki ruang terbuka hijau, karena ada efisiensi ruang. Taman di atas atap (roofgarden) merupakan salah satu alternatif penghijauan untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di kota besar. Pembuatan taman di atas atap memang tidak murah dan membutuhkan struktur dan konstruksi atap yang spesifik. Bahkan untuk hasil yang optimal, konstruksi atap untuk taman didesain sejak awal, sebelum gedung itu dibangun. Namun investasi ini bisa kembali dalam beberapa tahun kemudian, karena biaya untuk listrik pendingin udara berkurang, serta nilai ekonomis bangunan bertambah. Selain menambah keteduhan, taman di atas atap juga bisa dimanfaatkan untuk menyerap gas-gas beracun. Misalnya bambu atau palem dapat menyerap gas formalin dan bensin. Sedangkan tanaman bakung, selain menyerap gas formalin dan bensin, juga dapat menyerap alkohol dan aseton yang dihasilkan cat dan sebagainya. Tanaman rambat juga berfungsi untuk menyerap gas asetat, amonia, dan gas lainnya. Karena fungsi ini, tanaman rambat banyak dipakai untuk taman di atas atap di luar negeri.
b.             Atap menggunakan Panel Surya
Energi matahari yang melimpah dimanfaatkan untuk menciptakan kemandirian energi di rumah. Salah satunya, dengan aspek desain yang dapat menempatkan solar panel di sisi rumah yang menghadap barat, yang mendapatkan terpaan sinar matahari paling tinggi dan lama. Selain memanfaatkan energi, hal ini dapat mengurangi panas yang merambat di dinding rumah, dan mengurangi penggunaan pendingin ruangan.
c.             Rangka Atap Baja
Konstruksi rangka atap baja ringan yang terbuat dari baja ringan (truss) menjadi solusi bagi rangka atap rumah biasa yang masih menggunakan kayu sebagai bahan dasar, karena adanya pengaruh dari cuaca dan rayap.
Keunggulan menggunakan Rangka Atap Baja Ringan:
-                 Lebih mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
-                 Konstruksi stabil dan aman
-                 Menggunakan tumpuan sendi dan roll
-                 Prefabrikasi perkomponen
-                 Tahan terhadap karat, rayap, perubahan cuaca dan kelembaban
-                 Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat
-                 Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur
-                 Pemasangan yang profesional dan terlatih hingga cepat pengerjaannya
-                 Terdapat banyak pilihan jenis kuda-kuda
-                 Pemilihan bentang: 6 m - 8 m (bentang kecil), 8 m - 10 m (bentang menengah), 10 m - 12 m (bentang besar)
-                 Lebih dari 12 m (bentang khusus)
-                 Tersedia material dengan galvalume, zincalume dan galvanized

d.             Penutup Atap
Bahan penutup atap harus memiliki nilai hambatan hantaran panas yang cukup besar dan memiliki kemampuan memantulkan panas yang baik. Penutup atap dari bahan tanah atau keramik sangat baik untuk kenyamanan suhu ruang dalam. Apalagi bila ditambah penggunaan lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Poin ini berhubungan dengan penggunaan energi listrik untuk AC.
e.             Insulasi
Salah satu solusi mengurangi panas yaitu menggunakan insulasi. Lembaran insulasi yang dipasang di bawah penutup atap ini mampu merefleksikan radiasi panas matahari di kala siang. Insulasi ini juga bisa mengurangi suara berisik. Suara yang dapat direduksi hingga 15 desibel
f.              Turbin Atap
Turbin atap adalah cerobong yang berputar ringan untuk menghisap udara ke luar rongga atap. Kelebihan turbin atap adalah tahan air dan tidak menggunakan listrik. Turbin atap dapat berputar dengan sedikit tiupan udara. Selama musim panas, ruang antara langit-langit dan atap akan sangat panas, meskipun pada atap rumah terdapat insulasi, sebagian dari panas ini tetap akan masuk ke dalam ruangan rumah, dengan adanya turbin atap, hawa panas didalam rumah dapat berkurang.
g.             Langit-Langit.
Penggunaan langit-langit dimaksudkan untuk menahan panas dan debu dari atap masuk ke dalam ruangan secara langsung. Langit-langit dapat dibuat dari bahan seperti anyaman banbu, asbes semen, triplek, papan kayu dan lain-lain. Pemeliharaannya dengan cara membersihkan secara berkala agar ruangan bebas dari sarang laba-laba/serangga dan debu yang mengganggu kesehatan.
5.             Saluran Pembuangan Air Kotor/Air Limbah.
Saluran pembuangan air kotor/air limbah dibedakan:
a.             saluran air bekas mandi dan cuci.
b.             Saluran air kotor dari kakus.
Untuk daerah yang tanahnya mudah menyerap air:
a.             Untuk saluran air bekas mandi dan cuci bisa terbuka, sedangkan untuk sa;uran air kotor harus tertutup.
b.             Bila dalam lingkungan perumahan tersebut terdapat saluran-saluran lingkungan/kota, maka saluran dari "rumah" dapat dihubungkan.
c.             Bila tidak ada maka harus dapat sumur peresapan untuk air bekas mandi/cuci (juga untuk air hujan), serta dibuat bak septik lengkap dengan peresapannya.
Yang harus diperhatikan:
a.             Jarak sumur peresapan ke sumur air bersih sedikitnya 10 meter. Hal ini mencegah pencemaran air kotor ke sumur air bersih.
b.             Kemiringan saluran pembuangan air, sehingga memungkinkan pengaliran air lancar.
c.             Kalau saluran cukup panjang, perlu adanya bak-bak kontrol, untuk menjaga agar tidak terjadi penyumbatan.
6.             Saluran Pembuangan Air Hujan.
Saluran pembuangan air hujan pe"rumah"an:
a.             Sebaiknya terbuka.
b.             Letak di bawah atap.
c.             Dapat mengalirkan air hujan ke selokan di pinggir jalan.
Saluran air hujan lingkungan (selokan air hujan) dibuat untuk menghindari genangan air hujan di lingkungan. Sebaiknya terbuka sehingga mudah dibersihkan. Saluran air hujan dari "rumah" dan dari jalan ditampung pada saluran air hujan lingkungan, kemudian diteruskan ke aungai/saluran yang lebih besar. Namun apabila dalam lingkungan pe"rumah"an tidak terdapat saluran lingkungan (selokan air hujan), maka "rumah" harus dibuat sumur peresapan air hujan (sekaligus untuk peresapan air limbah bekas mandi/ccuci).
7.             Jaringan Air Bersih.
Untuk menjaga kesehatan diperlukan air untuk minum, masak, cuci dan mandi. Air untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan, yaitu:
a.             Tidak berwarna, tidak berbau dan jernih.
b.             Tidak berasa dan segar.
c.             Bebas dari bibit penyakit.
d.             Tidak mengandung zat logam berat seperti zat besi, mangan, merkuri, nikel dan lain-lain.
Air bersih dapat diperoleh dari saluran PAM, sumur dan sebagainya. Sumur air bersih ada dua macam, yaitu sumur pompa pangkal dan sumur gali. Sumur pompa pangkal dan sumur gali ini harus ditempatkan pada jarak minimal 10 meter dari bidang resapan (jarak dapat ditentukan tergantung pada sifat tanahnya). Hal ini untuk mencegah agar sumur air bersih tersebut tidak tercermar air kotor.
Beberapa pengolahan air sederhana untuk keperluan keluarga:
a.             Air bersih dimasak sampai mendidih untuk mematikan bibit penyakit, baru kemudian dapat diminum.
b.             Kuman-kuman penyakit dapat dibasmi dengan membubuhkan kaporit ke dalam air dan diaduk 1/4 gram (2 kepala korek) untuk 20 liter air. Diamkan minimal 30 menit baru kemudian dapat diminum.
c.             Air sungai, danau, dapat dijernihkan dengan mengendapkan air selama 24 jam.
-                 Aduk 5 blik air dengan 1 sendok tawas dan endapkan.
-                 Disaring dengan saringan pasir.
-                 Air yang telah jernih, dibubuhi kaporit, baru dapat digunakan.

8.             Tempat Pembuangan Sampah.
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan "rumah" serta keluarga setiap "rumah" harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah baik di dalam maupun di luar "rumah". Tempat pembuangan sampah "rumah" tangga dapat dibuat dari:
a.             Tong.
b.             Bak kayu.
c.             Bak sampah dari batu bata dan lain-lain.
Sebaiknya tempat pembuangan sampah sementara ini tertutup dan sering dibersihkan untuk menghindari bau yang tidak sedap, serangga/hewan-hewan kecil yang dapat menyebabkan penyakit.
Ada beberapa cara pengolahan sampah "rumah" tangga yang dapat dilakukan terutama di daerah pedesaan, seperti:
a.             Ditimbun untuk kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sampah yang dapat diolah dengan cara ini terdiri dari sampah yang berasal dari daun dan ranting, kotoran hewan, sisa makanan.
b.             Dibakar dan abunya ditimbun dalam tanah. Cara ini digunakan untuk sampah-sampah yang tidak dapat membusuk dan tidak dapat menyatu dengan tanah antara lain sisa plastik, sisa kayu yang tidak dapat digunakan lagi.
c.             Ditimbun pada area yang tidak untuk ditanami lagi. Untuk sampah sisa ban bekas, kaleng/plastik bekas atau perabot "rumah" tangga bekas.
Setiap anggota keluarga perlu dibangkitkan kesadarannya untuk selalu menjaga kebersihan sehingga keluarga dan lingkungan relatif terjamin.

9.             Pemanfaatan Lahan
a.             Taman Rumah
Selain kebersihan dan ventilasi yang cukup, alangkah baiknya rumah yang sehat juga ditambah dengan taman indah dan terawat. Mempunyai taman indah menjadikan rumah lebih sehat dan tentu saja menjadi keuntungan bagi penghuni rumah. Dari penelitian ditemukan bahwa memandang taman saja sudah cukup memberikan efek baik untuk kesehatan psikologi orang. Lingkungan sekitar dengan pemandangan taman hijau dan bunga-bunga berwarna cerah akan memberikan perasaan menyenangkan bagi yang melihatnya.

b.             Membuat Sumur Resapan
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknis konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu, diisi dengan bahan - bahan resapan (pasir, batu, dan ijuk) secara berlapis sampai rata dengan permukaan tanah yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan sekaligus peresapan air kedalam tanah. Pembuatan sumur resapan upaya memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksi air hujan ebagai media infiltrasi kedalam tanah yang dapat diterapkan dikawasan permukiman, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum. Adapun tujuan pembangunan sumur resapan untuk mengurangi erosi, menyimpan dan menaikan permukaan air tanah dalam rangka penyelamatan sumberdaya air.
10.         Peralatan Rumah Tangga Hemat Energi
Hemat energi tidak hanya dilakukan terhadap fisik bangunan. Tapi juga penggunaan peralatan dalam rumah. Sejauh mungkin penghuni dapat menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi. Kurangi penggunaan bahan-bahan elektronik yang menggunakan tenaga listrik yang akan menimbulkan pemanasan global. Upaya hemat energi dapat dimulai dari hal sederhana. Mematikan lampu disiang hari, mematikan televisi, radio, kipas angin atau AC dan barang-barang elektronik jika tidak digunakan. Lebih selektif dalam memilih berbagai barang interior rumah, terutama dalam menggunakan barang elektronik yang ramah lingkungan.
Penggunaan energi secara wajar, memiliki banyak keuntungan. Penggunaan bahan bakar, gas, air, dan listrik secukupnya, tentunya akan menekan anggaran pengeluaran rumah tangga. Perilaku konsumtif dan berlebihan bukanlah tindakan bijaksana, karena anak cucu dan generasi penerus juga membutuhkan kehidupan yang baik dan nyaman menempati bumi. Pemanfaatan energi buatan yang telah banyak dikembangkan, dapat menjadi solusi hemat energi. Energi yang sering digunakan untuk peralatan rumah tangga adalah energi listrik. Energi listrik dibangkitkan dengan berbagai cara. Misalnya, energi listrik dihasilkan dari pengubahan energi angin, air, matahari, gas alam, dan minyak bumi.
Berikut adalah contoh peralatan rumah yang hemat energi
1.             Kompor Induksi
Pilihan lain menghemat energi gas dan minyak yakni menggunakan kompor induksi. Memasak dengan kompor ini lebih cepat matang dibanding kompor biasa. Berbeda dengan kompor pada umumnya, kompor ini mungil dan tipis sehingga akan terlihat sangat mungil jika diletakkan di dapur selektif menggunakan barang elektronik.
2.             Kipas Angin Plafon
Pemanas dan pendingin adalah peralatan yang paling memboroskan energi di rumah, selain itu juga paling mahal berkaitan dengan listrik, gas, minyak atau kayu. Kipas angin plafon, banyak digunkan pada musim panas, namun kipas angin ini juga sangat membantu saat musim dingin. Saat udara dingin, hawa panas dalam rumah akan naik ke atas ruangan dan terkumpul di dekat plafon, kipas angin plafon dengan kecepatan rendah dapat membantu mendorong hawa panas itu ke bawah. Hal ini juga bisa membantu mengurangi kondensasi pada jendela.
3.             Lampu LED
LED adalah lampu berukuran kecil yang memiliki beberapa keunggulan antara lain konsumsi listrik rendah. Beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana, konsumsi listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil. Lampu LED memiliki efisiensi yang lebih banyak dibandingkan dengan lampu pijar/ tungsten, maupun lampu fluorescent. Lampu LED tidak menghasilkan panas seperti lampu pijar, tidak merusak kesehatan seperti lampu fluorescent,dan lebih tahan lama. 1 Watt lampu LED menghasilkan 100 lumen. Kekurangan lampu LED adalah masih mahal

            Contoh Rumah Hemat Energi



























SUMBER : http://riyanyuski.blogspot.com/2013/11/2-contoh-bangunan-hemat-energi_21.html